Pemegang Tongkat Komando Panglima TNI Jenderal Andika perkasa

 

                Nahkoda baru Jenderal TNI Muhammad Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil, Ph.D. adalah seorang perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menjabat sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia sejak tanggal 17 November 2021, menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto Jenderal Andika merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1987. 

            Jenderal Andika mengawali kariernya sebagai perwira pertama infanteri di jajaran korps baret merah (Kopassus) Grup 2 /Para Komando dan Satuan-81 /Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus selama 12 tahun, dan setelah penugasan di Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) dan Mabes TNI-AD kembali bertugas di Kopassus sebagai Komandan Batalyon 32/Apta Sandhi Prayuda Utama, Grup 3/Sandhi Yudha;

      Pada kepangkatan Kolonel (Inf.) adalah Sespri Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Komandan Resimen Induk (Danrindam) Kodam Jaya/Jayakarta di Jakarta, Komandan Resor Militer (Danrem) 023/Kawal Samudera Kodam I/Bukit Barisan berkedudukan di Kota Sibolga, Provinsi Sumatra Utara. kemudian di promosi ke jabatan perwira tinggi (pati) dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI-AD (Kadispenad), Jakarta pada tanggal 25 November 2013 berdasarkan Keputusan Panglima TNI No. Kep/871/XI/2013 tanggal 8 November 2013,dan Pada November 2021, ia dicalonkan oleh Presiden Joko Widodo untuk memegang jabatan Panglima Tentara Nasional Indonesia, menggantikan Marsekal TNI Dr. Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa purna tugas.

          Jenderal TNI Andika Perkasa mengenyam pendidikan tinggi Strata-1 (Sarjana Ekonomi) di dalam negeri dan meraih 3 gelar akademik Strata-2 (M.A., M.Sc., M.Phil) serta 1 gelar akademik Strata-3 (Ph.D) dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat.Ayah Andika, F.X. Soenarto, merupakan seorang pensiunan ABRI dari korps Zeni. Andika menikah dengan Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono yang merupakan anak perempuan dari Jenderal TNI A.M. Hendropriyono. Andika sebelumnya beragama Katolik dan kemudian beralih keyakinan menjadi Muslim saat menikah.

     Segudang prestasi dari Jenderal Andika perkasa selama terjun kedunia Militer salahsatunya dianugerahi Medali The Legion of Merit, degree of Commander dari Pemerintah AS dengan dibubuhi tanda tangan Menteri Pertahanan AS.  Medali kehormatan tersebut disematkan langsung oleh Jenderal James C Mc Conville, Kasad AS, pada upacara resmi penyambutan di Whipple Field, Arlington, Amerika Serikat, 30 Januari 2020.

           Saat proses uji kelayakan dan kepatutan , Jenderal Andika perkasa.menyebut visi-nya "TNI adalah kita".

Memang sangat singkat sekali, justru dari sini kami ingin masyarakat Indonesia, masyarakat internasional, melihat TNI adalah kami, atau bagian dari mereka,” jelas Jenderal Andika.

        Sedangkan untuk misi, JenderalAJenderal menjelaskan bahwa dia tidak ingin keluar dari Undang-Undang (UU) No 34 tentang TNI, yang secara umum ada tiga, yakni menegakan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan NKRI, dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah.

       Dalam pemaparannya, Jenderal Andika menjelaskan bahwa dia mempunyai delapan fokus lain, selain operasi militer untuk perang dan non perang Lebih lanjut Andika menjelaskan, 

  • fokus pertamanya adalah penguatan pelaksanaan tugas-tugas TNI yang didasarkan pada Peraturan Perundang-undangan. “Tugas-tugas yang kami laksanakan sudah diatur dalam UU, tetapi implementasinya masih banyak kelemahan, dan itu jadi prioritas utama saya,” tegas
  • Kedua, penguatan operasi pengamanan perbatasan darat, laut, dan udara. Menurutnya ini menjadi fokus untuk ditingkatkan, dan detailnya akan dijelaskan dalam sesi tertutup.
  • Ketiga, peningkatan kesiapsiagaan TNI. Menurut calon tunggal Panglima TNI ini, karena banyak yang bisa dilakukan untuk membuat TNI lebih siap dalam operasi perang maupun non-perang.
  • Keempat, peningkatan operasional siber yang perlu ditingkatkan. 
  • Kelima,peningkatan sinergitas intelijen terutama di wilayah konflik. “Intelijen khususnya di daerah yang ada gangguan keamanan apakah horizontal dan vertikal perlu mendapatkan prioritas pada era ke depan,” jelasnya.
  • Keenam, interoperabilitas sinergitas antara darat, laut, dan udara. Menurut Andika, ini akan membuat TNI tahu di mana kekurangannya, dan operasi bersama tiga angkatan menjadi satu kebutuhan yang tidak bisa dihindari sejauh ini.
  • Ketujuh, penataan organisasi. Andika menjelaskan karena masih banyak ruang untuk perbaikan, “Saya lihat adanya kekurangan yang masih bisa kami perbaiki, untuk membuat kerjasama tim lebih bagus,” tegas dia.
  • Kedelapan, diplomasi militer yang sesuai dengan politik luar negeri Indonesia. Ini menurutnya semakin penting, dan patut menjadi perhatiannya ketika dipercaya menjadi pimpinan tertinggi TNI.

1 comment: